SOLUSI UNTUK WARGA SEKITAR DESTINASI WISATA BALI YANG TERDAMPAK PANDEMI

SOLUSI UNTUK WARGA SEKITAR DESTINASI WISATA BALI

YANG TERDAMPAK PANDEMI

 

 

Dampak Corona Terhadap Ekonomi Secara Umum

Pertengahan Tahun 2020, hampir seluruh dunia berduka. Pandemi Virus Corona telah meluluh lantahkan aspek kehidupan. Covid-19 yang mampu melakukan penularan dengan cepat antar manusia telah membuat warga dunia frustasi.

Tidak terkecuali Indonesia, termasuk Konsultan Pajak di Bali juga, Big Effect Corona Virus telah mengakibatkan ketidakpastian dalam banyak hal di kehidupan kita. Aspek ekonomi masyarakat pun menjadi satu bagian yang terdampak. Perputaran perekonomian di masyarakat semakin melemah dan hampir merata di semua lapisan.

Lapisan masyarakat menengah kebawah adalah yang paling merasakan multi player effect dalam situasi ini. Terlebih elemen masyarakat yang kurang memiliki skill bisnis serta kurangnya jaring sosial di kehidupannya, akan semakin buruk keadaan mereka jika tidak dilakukan langkah nyata yang membangun dan solutif.

Bali dan Destinasi Wisata Dunia Yang Terkoyak

Siapa tidak kenal Bali ?, salah satu provinsi di Indonesia ini adalah Destinasi atau tujuan wisata kelas dunia. Hampir seluruh bangsa di dunia mengenal yang namanya keindahan Bali. Masih ingat kunjungan Raja Salman dari Arab Saudi kan ?, Menyempatkan dulu berkunjung ke Bali.

Ada sebuah cerita di Masyarakat yang lumayan terkenal, ketika satu orang warga Indonesia berkunjung ke luar negeri, kemudian ditanya oleh penduduk lokal di luar negeri tersebut, “Dari mana anda berasal?”, “Saya dari Indonesia”, jawab warga Indonesia tersebut. Apa balasan berikutnya dari warga asing yang bertanya ?. “Owh, Bali, Ya..ya aku tahu Bali”.

Itulah bukti bahwa Bali benar-benar telah mendunia. Bali Merupakan bagian dari Indonesia, bagian dari kekayaan wisata Indonesia, dan satu diantara kebanggaan Indonesia. Dengan pademi melanda, destinasi wisata Bali pun ikut terkoyak.

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)

Di luar Negara Indonesia seperti di Eropa dan Amerika, kita mengenal lockdown, Indonesia pun memberlakukan peraturan berkenaan dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar. Hal ini dilakukan sebagai bentuk perlindungan negara untuk menjaga bangsanya.

Untuk memutus mata rantai penyebaran virus ganas dan sangat mematikan ini. Pemerintah dengan cepat dan tanggap menjalankan tugasnya dari mulai pusat sampai ke daerah untuk menghindari banyaknya orang yang terinfeksi dan korban jiwa akibat Corona virus atau yang kita kenal dengan nama Covid-19.

PSBB dan Objek Wisata Nasional

Sejak digulirkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar, semua orang, termasuk para  konsultan pajak di Bali sangat dibatasi pergerakannya dari satu tempat ke tempat lain, termasuk dari satu desa ke desa lain, dari satu kota ke kota lain.

Tidak mengherankan banyak sekali objek wisata yang melakukan Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK secara besar-besaran. Banyak sekali binatang di objek wisata kebun binatang yang terlantar nasibnya, karena pihak pengelola membatasi pasokan makanan untuk mereka setiap harinya.

Objek wisata nasional sangat mengalami pukulan berat selama Covid-19 merajalela, bahkan sampai dengan diberlakukannya New Normal pun tidak bisa dengan serta merta langsung pulih begitu saja.

Objek Wisata Bali Terdampak Parah

Ketika hampir seluruh objek wisata di Nusantara ini terdampak pandemi, destinasi wisata Bali pun tidak terkecuali, apalagi Bali dikenal sebagai tujuan wisata asing terbanyak, bahkan wisatawan domestik pun tercatat sangat luar biasa disaat kondisi normal, sebelum Indonesia terjangkit Wabah.

Sebuah hal yang sangat logis, jangankan perpindahan antar warga negara, bahkan pergerakan antar kota pun sudah tidak diizinkan. Masih ingat kan momentum mudik Lebaran 2020 dan 2021 ?, tidak sedikit para pemudik yang harus memutar balik kendaraan di tengah perjalanan mudiknya.

Itulah kenapa Objek wisata Bali terdampak sangat parah, karena memang para wisatawan tidak diperbolehkan untuk berkunjung ke lokasi wisata. Apakah pemerintah salah ?, jawabannya tidak. Karena ini wabah yang mendunia.

Disaat seperti ini, seandainya pemerintah memperbolehkan wisata ke destinasi sekelas Bali sekalipun, belum tentu mereka akan berkunjung, karena semua wisatawan sangat mengutamakan keselamatan jiwa dibandingkan mementingkan suatu hiburan.

Bahkan menurut hemat kami, promosi sebagus apa pun, bahkan gratis sekalipun jika akhirnya terjadi kerumunan massal, maka wisatawan tetap memilih untuk tinggal di wilayahnya masing-masing.

Ini Bukan Dilema Devisa Negara

Kita sebagai masyarakat tahu, bahwa objek wisata merupakan satu diantara sumber devisa negara yang sangat besar. Akan tetapi, kita sebagai masyarakat yakin dan sadar bahwa negara lebih mendahulukan keselamatan jiwa Bangsanya. Sudah pasti, devisa dari sektor ini berkurang sangat signifikan, namun semua sadar bahwa ini wabah, pandemi, berarti kita tidak sendiri.

Nilai besar devisa negara dari sektor ini pun sudah barang tentu tidak akan menggoyahkan tekad pelaksana negara untuk mendahulukan kesalamatan bangsanya.

Makanya, kami berkeyakinan bahwa ini bukan dilema buat negara, pemberlakuan PSBB adalah sebuah langkah nyata negara, dengan keyakinan penuh bahwa semuanya akan kembali pulih. Biarkan dulu saja semuanya berjalan, objek wisata beristirahat, karena devisa pun akan kembali didapat jika wabah telah hengkang.

Memanfaatkan Potensi Seputar Pariwisata di Situasi Pandemi

Sebagai warga Negara Kesatuan Republik Indonesia, kami adalah bangsa yang berusaha dengan tekad yang tertanam sebagaimana para pendahulu bangsa, berkeinginan memiliki andil sesuai kemampuan yang dimiliki untuk bisa berkontribusi positif untuk negeri ini.

Semua berharap, kelompok masyarkat paling terdampak situasi saat ini bisa kembali bangkit dengan semangat baru yang senantiasa terjaga untuk kembali berjuang sekuat tenaga meraih masa depan yang lebih cerah. Tidak ada keputus asaan dalam situasi terberat sekalipun.

Bagi masyarakat yang selama ini berkutat dengan industry pariwisata, tentunya sangat menginginkan hadirnya sebuah ruang kemajuan yang didalamnya terbangun kebersamaan, kekeluargaan, inovasi, kreatifitas dengan senantiasa mengacu pada nilai-nilai luhur bangsa ini.

Semua ingin masyarakat di sekitar semakin berkembang pengetahuannya, memiliki daya kreatif, berkinerja, memiliki daya saing, kaya akan informasi, mengenal potensi dan senantiasa memiliki daya inovasi.

Semua yakin, jika sudah demikian maka segala anugerah Yang Maha Kuasa bisa dikelola dengan sebaik-baiknya mulai dari lingkungan terkecil kita.

Dalam bidang pariwisata di daerah Bali, Strategi Pengembangan situasional dengan perencanaan matang mengacu pada data statistik perjalanan bidang pariwisata sangat dibutuhkan. Apa saja hal berkaitan dengan pariwisata yang sekiranya masih bertahan di situasi seperti ini ?.

Hal ini disampaikan bertujuan untuk memupuk semangat dan motivasi masyarakat di lingkungan sekitar lokasi pariwisata untuk tetap memiliki harapan bisa berkembang dan maju bahkan di situasi tersulit sekalipun. Langkah yang tepat adalah Dengan identifikasi permasalahan secara cermat di semua tahapan dan aspek kehidupan yang terdampak.

Masyarakat akan tetap bisa memiliki nilai lebih dari potensi sekitar yang sedang terdampak, mampu memetakan peluang, persaingan pasar, perluasan jaringan serta pemberdayaan untuk kemanfaatannya bisa dirasakan banyak pihak. Karena dengan kejelian memanfaatkan peluang akan bisa menghasilkan sesuatu yang lebih dalam situasi yang seolah tidak memungkinkan.

Masyarakat di sekitar Lokasi wisata biasanya terkenal dengan inovasi produk dan daya kreatifitas tinggi. Itu merupakan pointer penting yang bisa menjadi daya jual bagi masyarakat di luar lokasi objek wisata Bali.

Apalagi jika produknya tersebut memiliki efisiensi ekonomi, maka peluang justru bisa lebih besar dari yang biasa dihasilkan dengan memanfaatkan keramaian pengunjung ke wisata Bali.

Sebuah Simulasi

Kami contohkan, seorang pedagang manik-manik bali, yang biasa berjualan di lokasi pantai kuta, misalnya, memiliki lahan kecil. Ketika jumlah kunjungan wisata sangat tinggi, pedagang tersebut bisa dengan mudah menjual ratusan bahkan ribuan manik-maniknya dalam sehari, belum lagi dari wisatawan yang menitipkan barang atau kendaraannya memberikan fee secara cuma-cuma.

Sepertinya, bagi seorang pedagang manik manik tersebut untuk menghasilkan 1 juta perhari itu, bukan hal yang susah, bahkan terkesan sangat mudah. Coba rasakan ketika situasi seperti ini, pengunjung tidak ada sama sekali, harus apa yang dilakukan ?.

Inovasi dan Kreatifitas

Disinilah pentingnya inovasi dan kreatifitas bagi masyarakat terdampak pandemi. Inovasi dan kreatifitas cara berjualan yang pertama harus dilakukan. Bukankah sekarang sudah masanya bekerja dari rumah ?, bukankah sekarang masyarakat banyak berubah dalam pola belanja ?, manfaatkan momentum itu, jangan mengeluh dengan keadaan.

Jadikan penjualan daring sebagai solusi dari situasi yang terjadi, mulai bangun jiwa bisnis kokoh dengan konsep efektifitas dan efisiensi semua variabel serta komponen dalam proses usaha. Mulai dari hulu ke hilir proses usaha yang dijalani, harus memiliki nilai lebih, memiliki nilai inovasi dan tentunya efisiensi ekonomi.

Masyarakat harus mulai menyadari akan suatu tantangan dalam setiap potensi, sehingga tetap mampu berupaya dengan segenap upaya dan strategi pengembangan pola baru ini. Dengan sendirinya, tantangan akan mampu diminimalisir sampai menjadi suatu kebermanfaatan untuk pribadi dan masyarakat luas.

Memulai Pola Usaha Baru

Memang sangat sulit rasanya bagi masyarakat yang terbiasa dengan pola usaha yang selama ini dijalankan, apalagi usaha yang berkaitan dengan lalu lintas tinggi pengunjung objek wisata, sesuatu yang seolah sangat kecil persaingan. Bahkan cukup dengan membantu mendorongkan sepeda saja bisa dapat bayaran.

Sementara sekarang adalah pola baru, yang membutuhkan skill khusus, membutuhkan modal keterampilan dan jejaring sosial. Tetapi tidak ada yang tidak mungkin, jika masyarakat mau menggelutinya.

Yang harus dilakukan dalam kondisi ini, sebagai solusi terbaik adalah :

  1. Yakin bahwa potensi produk sekitar lokasi wisata adalah produk yang bernilai, memiliki keunikan dan layak jual. Tanamkan itu dalam dalam.
  2. Mulai membangun dan mengembangkan skill penjualan dengan pola baru.
  3. Mulai memikirkan arus produksi dari hulu ke hilir, mulai dari pemilihan sumber bahan baku sampai proses pengiriman. Ingat, sekarang masyarakat yang harus kirim, karena wisatawan tidak sedang berkunjung
  4. Mulai Jalin kemitraan dengan pihak-pihak penting di lingkungan terkecil sekitar, yang sekiranya memiliki pola pikir maju dan memiliki tujuan pemberdayaan
  5. Mulai Menggarap pasar lokal dari yang terdekat.
  6. Kembangkan terus kemampuan bisnis pola baru
  7. Biasakan melakukan pencatatan aktifitas.
  8. Jangan pernah berhenti sampai kondisi wisata Bali kembali pulih.

Itulah beberapa hal yang akan menjadi solusi efektif bagi masyarakat sekitar lokasi wisata Bali, termasuk beberapa Konsultan Pajak di Bali yang terdampak Pandemi, Banyak jalan dan pola yang bisa dijalani, tinggal bagaimana kita menyikapinya dengan sebaik mungkin. Sekali lagi, yang pasti Anda tidak sendiri. Selamat berkarya dengan pola baru, ini peluang, pengetahuan baru bertambah, bahkan ketika kondisi sudah pulih pun, pola ini akan tetap bermanfaat.

 

DISUSUN OLEH:

Anggraeni Nisa Rachmawati mahasiswa UNMAR Denpasar